PEKA TENSI

(Pendampingan Kader Pada Hipertensi)

Di Dusun Gluntung Kidul Wilayah Kerja 

UPT Puskesmas Pandak II 

Kabupaten Bantul

 

RINGKASAN SINGKAT

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan kesehatan yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi (Kemenkes 2014)

Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab tertinggi di dunia dengan 36 juta kematian setiap tahunnya dari sekitar 63 % seluruh kematian terutama penyakit jantung, kanker, penyakit pernafasan kronis dan diabetes. Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan 69,6% dari kasus diabetes melitus dan 63,2 % dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis.

Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi sebesar 34,1%,. Dari prevalensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Alasan penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena penderita hipertensi merasa sehat (59,8%), kunjungan tidak teratur ke fasilitas pelayanan kesehatan(31,3%), minum obat tradisional (14,5%), menggunakan terapi lain (12,5%), lupa minum obat (11,5%), tidak mampu beli obat (8,1%), terdapat efek samping obat (4,5%), dan obat hipertensi tidak tersedia di Fasyankes (2%).

Hipertensi dapat dicegah dengan pengendalian perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih, obesitas, kurang aktifitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan dan stres. Data Riskesdas 2018 pada penduduk usia 15 tahun ke atas didapatkan data faktor risiko seperti masyarakat kurang makan sayur dan buah sebesar 95,5%, proporsi kurang aktifitas fisik 35,5%, proporsi merokok 29,3%, proporsi obesitas sentral 31% dan proporsi obesitas umum 21,8%.

 Hipertensi dapat dicegah dan diobati. Hipertensi dapat dicegah dengan perilaku CERDIK dan tekanan darah bagi yang sudah terkena dapat dikendalikan dengan diet sehat dengan kalori seimbang, cukup beraktivitas fisik, dan tidak merokok serta minum obat sesuai anjuran.   .

Di Puskesmas Pandak II tahun 2015 menunjukkan hipertensi termasuk 10 besar kunjungan terbanyak berada di urutan nomor 3. Tahun 2016 dan tahun 2017 urutan nomor 2, sedangkan tahun 2018 hipertensi menjadi urutan urutan pertama di 10 besar kunjungan  penyakit. Capaian indikator kinerja program PTM tahun 2017 untuk jumlah kasus hipertensi sebesar 8,79 % (Target 15%). 

Data hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) yang sudah di laksanakan di awal tahun 2018, terdapat 3 kriteria dari indikator IKS (Indeks Keluarga Sehat) yang menjadi masalah utama, yaitu hipertensi, gangguan jiwa dan TB. IKS yang paling rendah ada di dusun Gluntung Kidul yaitu 0,159763, dengan angka penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur masih sangat rendah (0,088).

Berkas

Nama Berkas Tanggal Unggah
SINOVIK-PEKA-TENSI.pdf 25 Agustus 2022 12:32